
Publikasi jurnal seringkali terdengar rumit, terutama bagi mahasiswa yang baru pertama kali menyusun karya ilmiah atau dosen yang ingin meningkatkan portofolio akademiknya. Padahal, jika mengikuti alur dan prosedurnya dengan benar, proses ini bisa dijalani dengan lebih lancar. Mengetahui cara publikasi jurnal mahasiswa dan dosen menjadi langkah penting untuk memperluas kontribusi keilmuan sekaligus menaikkan reputasi akademik individu maupun institusi.
Mengapa Publikasi Jurnal Penting untuk Mahasiswa dan Dosen?
Bagi mahasiswa, publikasi jurnal menjadi salah satu bentuk pencapaian akademik yang bergengsi. Terutama bagi mahasiswa tingkat akhir, publikasi ini bisa menjadi nilai tambah ketika melamar kerja, melanjutkan studi, atau mengikuti seleksi beasiswa. Jurnal ilmiah mencerminkan kemampuan berpikir kritis dan menyampaikan gagasan secara sistematis.
Sementara bagi dosen, publikasi jurnal bukan sekadar tugas administratif. Ini merupakan indikator kinerja tridharma perguruan tinggi, sekaligus sarana memperkaya literatur akademik. Karya yang diterbitkan di jurnal nasional atau internasional bisa meningkatkan rekognisi dan mempengaruhi peringkat institusi.
Menentukan Topik yang Relevan dan Aktual
Langkah pertama yang tak boleh dilewatkan adalah menentukan topik. Baik mahasiswa maupun dosen perlu memilih tema yang relevan dengan bidang keilmuannya. Bukan hanya sekadar menarik, topik tersebut harus punya urgensi dan nilai kebaruan. Relevansi topik juga memudahkan proses penulisan karena berkaitan langsung dengan apa yang sedang digeluti.
Topik yang baik biasanya muncul dari permasalahan nyata di lapangan, hasil observasi, atau kelanjutan dari penelitian sebelumnya. Mahasiswa bisa mengambil ide dari skripsi, tugas akhir, atau proyek penelitian dosen pembimbing. Sedangkan dosen bisa merancang topik berdasarkan roadmap riset pribadi atau kolaborasi dengan kolega lintas disiplin.
Menyusun Naskah Sesuai Format Jurnal Tujuan
Setiap jurnal memiliki panduan penulisan yang berbeda. Inilah mengapa penting untuk memilih jurnal target sejak awal. Mahasiswa dan dosen perlu membaca dan mengikuti template yang telah disediakan. Format biasanya mencakup struktur penulisan seperti abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, serta daftar pustaka.
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengabaikan pedoman teknis jurnal. Misalnya, jenis huruf, margin, sistem sitasi, dan jumlah kata. Hal kecil seperti ini bisa menyebabkan naskah ditolak pada tahap administrasi. Maka dari itu, pahami betul format yang diminta oleh jurnal sebelum mulai menulis.
Melakukan Sitasi dan Referensi yang Kredibel
Publikasi ilmiah tidak lepas dari kutipan dan daftar pustaka. Kualitas sitasi turut menentukan kualitas jurnal itu sendiri. Baik mahasiswa maupun dosen harus mengutip dari sumber primer, seperti artikel jurnal sebelumnya, buku akademik, dan dokumen resmi.
Gunakan alat bantu seperti Mendeley atau Zotero untuk mengelola referensi. Ini akan sangat membantu menjaga konsistensi gaya penulisan referensi sesuai standar jurnal, seperti APA, IEEE, atau Vancouver. Hindari mengutip blog pribadi, media sosial, atau situs yang tidak jelas otoritasnya.
Melakukan Proofreading dan Review Internal
Sebelum naskah dikirim ke jurnal, penting untuk membaca ulang seluruh isi tulisan. Proofreading bisa dilakukan sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Mahasiswa bisa meminta bimbingan dari dosen pembimbing, sedangkan dosen bisa saling bertukar naskah untuk saling mereview.
Tahapan ini bertujuan mengurangi kesalahan bahasa, memperbaiki alur argumentasi, dan memperjelas logika penulisan. Naskah yang rapi dan bebas kesalahan teknis lebih mudah diterima oleh editor jurnal.
Mengirimkan Naskah ke Jurnal Tujuan
Setelah naskah dianggap siap, proses berikutnya adalah pengiriman naskah. Umumnya, pengiriman dilakukan melalui sistem online submission pada website jurnal. Buat akun terlebih dahulu, lengkapi metadata artikel, unggah naskah utama, dan lampirkan surat pernyataan keaslian karya jika diminta.
Beberapa jurnal memerlukan biaya publikasi (article processing charge), terutama jurnal internasional open access. Pastikan Anda sudah membaca ketentuan biaya ini agar tidak terkendala di tengah proses.
Menanggapi Review dari Editor dan Reviewer
Setelah dikirim, naskah akan melalui proses review oleh editor dan reviewer. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu hingga bulan, tergantung sistem kerja jurnal tersebut. Umumnya ada tiga kemungkinan hasil review: diterima, direvisi, atau ditolak.
Jika direvisi, ikuti semua masukan reviewer dengan teliti. Jangan emosional. Justru masukan itu adalah kesempatan memperbaiki kualitas tulisan. Balas semua komentar reviewer dengan bahasa yang sopan dan jelas. Jika sudah diperbaiki, kirimkan kembali naskah revisi untuk evaluasi lanjutan.
Publikasi di Jurnal Nasional dan Internasional
Jurnal nasional biasanya diterbitkan oleh perguruan tinggi atau lembaga riset dalam negeri. Tingkatan jurnal nasional pun beragam, dari jurnal biasa hingga jurnal terakreditasi SINTA. Untuk publikasi internasional, ada dua jenis jurnal: yang bereputasi (Scopus, Web of Science) dan jurnal internasional biasa.
Dosen dianjurkan menargetkan jurnal terindeks untuk mendukung syarat jabatan fungsional. Sementara mahasiswa bisa memilih jurnal nasional yang membuka ruang untuk penulis pemula. Semakin tinggi reputasi jurnal, semakin ketat seleksi dan proses review-nya.
Membuat Akun Penulis dan Mempublikasikan Profil
Selain menerbitkan naskah, penting juga untuk memiliki akun akademik seperti ORCID, Google Scholar, atau SINTA. Ini memudahkan pelacakan karya ilmiah yang sudah dipublikasikan dan menunjukkan jejak akademik seseorang.
Dosen sebaiknya secara rutin memperbarui profil publikasi di portal institusi maupun platform indeksasi. Mahasiswa yang sudah menerbitkan jurnal juga bisa mencantumkannya dalam portofolio akademik atau CV.
Memanfaatkan Eazy Research untuk Proses Publikasi Lebih Terstruktur
Mengelola proses publikasi bisa terasa melelahkan jika tidak dibantu sistem yang mendukung. Untuk itulah Eazy Research hadir. Eazy Research membantu pengelolaan penelitian, publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi. Admin PPM bisa mengatur seluruh tahapan mulai dari pengusulan proposal, proses review oleh reviewer, evaluasi oleh evaluator, hingga monitoring pelaksanaannya. Semua data dan aktivitas terekam dengan rapi dan terdokumentasi.
Dengan bantuan Eazy Research, mahasiswa dan dosen bisa lebih fokus pada substansi penelitiannya, tanpa harus repot mengatur alur administratif secara manual.