Jumlah Perguruan tinggi di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada sebanyak 3.115. Perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ini 90 persennya berstatus swasta.
Data terbaru BPS menyatakan bahwa jumlah perguruan tinggi swasta sebanyak 2.990 kampus. Sementara sisanya yaitu 125 adalah kampus negeri. Seperti apa persebarannya, berikut penjelasannya.
Provinsi dengan Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Paling Banyak
Mayoritas perguruan tinggi ada di Pulau Jawa yakni 1.489 unit. Pulau Sumatera menempati posisi kedua dengan 787 kampus, kemudian disusul Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 173 kampus. Persebarannya secara lengkap di 10 Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Jawa Barat
- PTN: 12
- PTS: 380
- Total: 392
2. Jawa Timur
- PTN: 17
- PTS: 321
- Total: 338
3. DKI Jakarta
- PTN: 4
- PTS: 275
- Total: 279
4. Jawa Tengah
- PTN: 9
- PTS: 247
- Total: 256
5. Sumatera Utara
- PTN: 3
- PTS: 218
- Jumlah Perguruan tinggi di Indonesia Provinsi Sumatera Utara: 221
6. Sulawesi Selatan
- PTN: 5
- PTS: 187
- Jumlah:192
7. Banten
- PTN: 2
- PTS: 113
- Total: 115
8. Daerah Istimewa Yogyakarta
- PTN: 5
- PTS: 104
- Total: 109
9. Sumatera Selatan
- PTN: 2
- PTS: 102
- Total: 104
10. Sumatera Barat
- PTN: 5
- PTS: 93
- Total: 98
Pulau Jawa menduduki peringkat pertama untuk jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Disusul oleh Pulau Sumatera, kemudian Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara dan paling sedikit adalah Maluku dan Papua.
Jumlah ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah populasi sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan fasilitas pendidikan. Selain itu, daya tarik untuk menempuh pendidikan di Pulau Jawa juga tinggi.
Hal ini menjadi prospek yang baik untuk menambah jumlah perguruan tinggi di Indonesia kawasan Pulau Jawa. Sehingga tidak heran jika banyak muncul kampus-kampus swasta di Jawa Tengah, Jawa Barat maupun Jawa Timur.
Pengaruh Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Terhadap Jumlah Mahasiswa Indonesia
Merujuk pada data BPS terbaru, jumlah mahasiswa di bawah Kemendikbudristek saat ini mencapai 7.369.009 orang. Sebanyak 2.994.015 diantaranya merupakan mahasiswa kampus negeri dan 4.374.994 lainnya mengenyam pendidikan di universitas swasta.
Sebanyak lebih dari tujuh juta mahasiswa dididik oleh 263.554 dosen. Dari angka tersebut, sebanyak 80.653 orang tersebut merupakan dosen yang mengajar mahasiswa di kampus berstatus negeri, sementara itu sejumlah 182.901 mengajar kampus swasta.
Perbandingan jumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk kampus negeri dan swasta bisa dikatakan sebanding dengan banyaknya dosen. Dosen kampus swasta lebih banyak karena jumlah kampusnya juga lebih banyak.
Selain dosen yang mengajar di bawah naungan Kemendikbudristek, terdapat sebanyak 300 ribu orang lebih yang juga masih aktif. Sejumlah dosen tersebut merupakan angka dalam skala nasional.
Jumlah kampus serta banyaknya dosen aktif ini memiliki korelasi terhadap jumlah mahasiswa. Kawasan Pulau Jawa merupakan daerah dengan jumlah mahasiswa paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Hal ini sebanding dengan banyaknya insfrastruktur pendidikan serta kemudahan akses terhadap informasi. Minat para lulusan untuk kuliah di kampus-kampus wilayah pulau Jawa sangat tinggi. Terbukti dengan banyaknya peserta seleksi masuk PTN PTS memilih kampus sekitar Pulau Jawa.
Sebagai contoh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, peminatnya tidak hanya dari para lulusan daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Banyak juga mahasiswa yang berasal dari luar provinsi bahkan luar pulau.
Bukan hanya universitas negeri, kampus swasta sekitar Jogja juga banyak diminati mahasiswa luar kota dan luar pulau. Bukan hanya karena label Yogyakarta sebagai kota pelajar, tapi memang kualitas kampus-kampusnya bisa diandalkan.
Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Mengalami Penurunan
Keberadaan kampus negeri maupun swasta terbilang banyak, belum lagi kampus kedinasan, serta kampus berbasis keagamaan. Namun pada kenyataannya saat ini banyak yang sudah tidak lagi beroperasi.
Berdasarkan data BPS, pada 2022 jumlah perguruan tinggi di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 0,25% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyaknya kampus tutup atau tidak lagi menerima mahasiswa baru.
Banyak faktor mempengaruhi penurunan jumlah ini, dimana paling dominan adalah karena faktor perekonomian. Kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi menyebabkan menurunnya minat lulusan SMA sederajat untuk kuliah.
Tidak hanya luar Jawa, wilayah pulau Jawa dimana konsentrasi anak mudanya paling banyak yaitu lebih dari 59% juga mengalami penurunan minat kuliah. Siswa lulusan SMA/SMK memilih untuk bekerja atau berwirausaha.
Terlebih karena biaya pendidikan makin meningkat tiap tahunnya menyebabkan banyak lulusan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk kuliah. Adapun generasi muda saat ini lebih memilih bekerja terlebih dahulu baru kemudian melanjutkan kuliah kelas karyawan.
Penurunan jumlah PTN maupun PTS dan penurunan jumlah mahasiswa juga dipengaruhi oleh banyaknya mahasiswa menempuh pendidikan di luar negeri. Baik yang mendapatkan beasiswa maupun dengan biaya mandiri.
Pengaruh Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia terhadap Kehidupan Masyarakat
Keberadaan PTN, PTS suatu daerah sangat berpengaruh terhadap peningkatan taraf kehidupan masyarakat sekitar. Bukan hanya sebagai penyedia fasilitas pendidikan berkualitas, namun juga memberikan keuntungan dari berbagai aspek.
1. Perekonomian Masyarakat Sekitar Meningkat
Pengaruh keberadaan kampus atau universitas di suatu daerah paling signifikan terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Fasilitas pendidikan ini akan menarik banyak mahasiswa untuk belajar, banyaknya pendatang merupakan potensi untuk berbagai bidang usaha.
Pebisnis kos-kosan adalah yang paling pertama mendapatkan keuntungan. Bukan rahasia lagi bahwa sekitar kampus akan bermunculan rumah-rumah kos untuk mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal.
Bisnis kuliner, seperti warung makan, café, katering, kemungkinan besar akan mengalami peningkatan keuntungan secara signifikan. Keperluan konsumsi sehari-hari, konsumsi saat ada acara kampus dan sebagainya akan memanfaatkan jasa pebisnis kuliner ini.
Minimarket, toko ATK, pengetikan, persewaan komputer/laptop, juga merupakan bisnis menjanjikan yang akan mendongkrak taraf ekonomi masyarakat sekitar. Hal ini terjadi bukan hanya di kota besar, tapi juga perguruan di kota kecil.
2. Akses Informasi dan Teknologi Semakin Mudah
Keberadaan universitas, atau fasilitas pendidikan setara akan menumbuhsuburkan bisnis jasa bidang informasi dan teknologi seperti warnet, persewaan gadget, pemasangan wifi, jual beli perangkat komputer, penjualan buku kuliah, penjualan jurnal dan sebagainya.
Fasilitas informasi dan teknologi bukan hanya bermanfaat bagi mahasiswa atau pelajar tapi juga bagi masyarakat. Lebih mudah mengakses informasi, mendapatkan gadget terbaru yang berkualitas serta kebutuhan lain berkaitan dengan perangkat komunikasi.
3. Insfrastruktur Lebih Maju
Keuntungan lainnya adalah kemajuan infrastruktur di segala bidang. Mulai dari pembangunan jalan, jembatan, rumah ibadah, ruang terbuka, taman baca, dan masih banyak lagi.
Tujuan utama pembangunan infrastruktur sendiri pada dasarnya untuk memfasilitasi para mahasiswa dan civitas akademika pada umumnya. Namun bisa juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar maupun pendatang.
Daerah sekitar Universitas baik negeri maupun swasta rata-rata kualitas pendidikan masyarakatnya juga lebih baik. Ini berlaku untuk pendidikan formal dan informal
Tidak dipungkiri bahwa semakin banyak universitas atau kampus suatu daerah, maka kepadatan penduduknya makin meningkat. Sebanding dengan jumlah perguruan tinggi di Indonesia, aktivitas produktif masyarakat juga akan mengikuti.