Bagi mahasiswa, perjalanan akademik tidak hanya sebatas mengikuti perkuliahan atau menyelesaikan tugas-tugas. Di penghujung studi, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi, yaitu penyusunan skripsi atau tesis. Sebelum Anda memulai, penting untuk mengetahui perbedaan skripsi dan tesis, karena sering kali mahasiswa kebingungan mengenai perbedaan dasar antara skripsi dan tesis. Apakah keduanya hanya soal tingkat pendidikan? Atau ada faktor lain yang lebih mendalam? Kami akan membantu Anda memahami dengan lebih jelas.
Apa Itu Skripsi?
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan mahasiswa tingkat sarjana (S1). Dalam skripsi, Anda diminta untuk mengangkat suatu topik atau masalah yang kemudian dikaji berdasarkan teori dan metode ilmiah. Fokus dari skripsi lebih kepada penerapan teori yang sudah Anda pelajari selama masa perkuliahan untuk menyelesaikan suatu permasalahan nyata. Sering kali, penelitian yang dilakukan dalam skripsi cenderung lebih sederhana dan terbatas, namun tetap harus didasarkan pada landasan teori yang kuat.
Sebagai contoh, dalam skripsi, mahasiswa mungkin melakukan survei atau penelitian lapangan untuk memvalidasi hipotesis sederhana. Meskipun begitu, skripsi tetap membutuhkan ketelitian dan kedalaman analisis agar hasilnya sesuai dengan standar akademik yang diharapkan.
Struktur dan Proses Penyusunan Skripsi
Penyusunan skripsi mengikuti struktur yang baku, yang biasanya meliputi:
- Pendahuluan, Memuat latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
- Tinjauan Pustaka, Menyajikan teori dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik.
- Metodologi Penelitian, Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian.
- Hasil dan Pembahasan, Memaparkan hasil penelitian dan menganalisisnya.
- Kesimpulan, Merangkum temuan utama dari penelitian.
Dalam prosesnya, mahasiswa harus berkolaborasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan arahan dan masukan yang konstruktif.
Baca juga : Tips Skripsi Cepat Selesai, Anti jadi Mahasiswa Abadi
Apa Itu Tesis?
Tesis, di sisi lain, adalah karya ilmiah yang menjadi syarat kelulusan mahasiswa program magister (S2). Tesis menuntut penelitian yang lebih mendalam, dengan kontribusi yang lebih signifikan dalam bidang ilmu yang sedang dikaji. Dalam menyusun tesis, Anda diharapkan mampu memperluas atau mengembangkan teori yang ada melalui penelitian yang lebih kompleks dan metodologi yang lebih rinci.
Beda dengan skripsi yang berfokus pada penerapan teori, tesis biasanya berusaha menawarkan solusi baru atau perspektif yang lebih komprehensif terhadap suatu masalah. Artinya, tesis bukan hanya sekedar penerapan teori, tapi juga sering melibatkan pengembangan konsep atau gagasan baru yang belum terlalu banyak dikaji.
Struktur dan Proses Penyusunan Tesis
Tesis memiliki struktur yang mirip dengan skripsi, namun dengan tingkat kedalaman yang lebih tinggi. Berikut adalah struktur umum yang biasanya diikuti dalam penulisan tesis:
- Pendahuluan, Menyajikan latar belakang yang lebih komprehensif, termasuk tinjauan pustaka awal.
- Tinjauan Pustaka, Menganalisis teori dan penelitian terdahulu dengan lebih mendalam.
- Metodologi Penelitian, Menjelaskan metode dan teknik analisis data secara rinci.
- Hasil dan Pembahasan, Menyajikan hasil penelitian dengan analisis yang mendalam.
- Kesimpulan dan Saran, Merangkum hasil penelitian dan memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Proses penyusunan tesis juga lebih ketat, dan mahasiswa harus lebih independen dalam melaksanakan penelitian.
Perbedaan Skripsi dan Tesis Paling Mendasar
Perbedaan skripsi dan tesis yang paling mendasar terletak pada lingkup dan kedalaman penelitian. Pada skripsi, penelitian umumnya lebih sederhana dan mengandalkan metode yang sudah baku atau mudah diterapkan. Tesis, sebaliknya, mengharuskan mahasiswa untuk melakukan penelitian yang lebih kompleks dengan pendekatan yang lebih canggih dan sering kali bersifat inovatif.
Dari segi waktu, penyusunan tesis biasanya membutuhkan waktu lebih lama karena pengkajian yang lebih mendalam. Mahasiswa harus mengumpulkan data yang lebih banyak dan melakukan analisis yang lebih rinci dibandingkan saat mengerjakan skripsi.
Selain itu perbedaan lain juga ada pada :
1. Tingkat Pendidikan
Skripis ditujukan untuk mahasiswa tingkat sarjana, sedangkan tesis untuk mahasiswa pascasarjana. Perbedaan ini mencerminkan tingkat kompleksitas dan kedalaman penelitian yang diharapkan dari masing-masing karya ilmiah.
2. Fokus Penelitian
Skripsi biasanya berfokus pada suatu masalah yang lebih spesifik dan berupaya untuk memberikan solusi atau analisis, sementara tesis cenderung mengembangkan teori atau konsep baru serta memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap bidang studi.
3. Kemandirian dalam Penelitian
Mahasiswa yang menulis tesis diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mandiri dibandingkan dengan penulisan skripsi, di mana sering kali mahasiswa mendapatkan lebih banyak bimbingan dari dosen.
4. Proses dalam Menulis
Proses dalam menulis ini artinya keterlibatan antara mahasiswa dengan dosen dalam karya ilmiah yang disusun. Semakin tinggi jenjang pendidikan mahasiswanya maka semakin besar persentase tanggung jawab mahasiswa tersebut terhadap karya ilmiah.
Jenjang S1 memiliki tanggung jawab terhadap karya sebesar 60% sementara 40% sisanya merupakan peran aktif dosen pembimbing. Untuk tingkat S2 memiliki tanggung jawab sebesar 80% dan sisa 20% merupakan peran serta dosen pembimbing yang ditunjuk.
Lebih tinggi lagi untuk jenjang S3 atau disertasi dimana peran dosen hanya sekitar 10% dan sisanya peran aktif mahasiswa. Berdasarkan berbagai perbedaan skripsi dan tesis di atas maka dapat disimpulkan semakin tinggi pendidikan semakin besar tanggung jawab.
5. Perbedaan Publikasi Keduanya
Publikasi yang dimaksud adalah sumber atau daftar pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian. Pada jenjang sarjana membutuhkan sekurang-kurangnya sebanyak 20 sumber penelitian sebelum akhirnya skripsi dapat dipublikasikan.
Sementara untuk jenjang magister membutuhkan setidaknya 40 daftar pustaka sebelum dipublikasikan pada tingkat nasional. Untuk jenjang sarjana bisa dipublikasikan pada internal kampus atau dalam jenjang nasional jika dianggap layak.
Lebih tinggi lagi pada jenjang doktor atau S3 dengan jumlah minimal daftar pustaka 60 buah dapat dipublikasikan nasional dan internasional. Poin ketiga untuk perbedaan skripsi dan tesis ini dapat menjadi persiapan bagi mahasiswa tingkat akhir.
6. Bobot Ilmiah Keduanya
Menjadi mahasiswa S1 dalam dunia akademis ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan S2 dan S3. Asumsi tersebut berdasarkan pada bobot ilmiah skripsi yang berada pada tingkat rendah sampai sedang, dimana penilaian tersebut bergantung pada isi penelitiannya.
Sementara untuk tesis yang tersusun dari pendalaman serta pengembangan sebuah teori memiliki bobot ilmiah lebih tinggi. Jika ingin tahu bobot ilmiah paling tinggi dalam dunia perkuliahan adalah disertasi yang disusun oleh mahasiswa calon doktor.
Tidak heran rasanya jika semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin sedikit orang yang mampu melaluinya. Berdasarkan berbagai perbedaan skripsi dan tesis tersebut, Anda dapat melihat masing-masing porsi prestise pada tiap tingkatan mahasiswa.
7. Model Analisis dan Rumusan Masalah
Model analisis dan rumusan masalah pada karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa calon sarjana lebih rendah dari calon magister. Calon sarjana setidaknya membutuhkan dua rumusan masalah untuk dibahas dalam satu buku penelitian.
Sementara calon magister membutuhkan sekurang-kurangnya tiga buah rumusan masalah untuk diulas dalam tesis. Pada tingkatan lebih tinggi seperti mahasiswa S3 tentunya membutuhkan lebih dari tiga rumusan masalah untuk dibahas.
Berdasarkan perbedaan skripsi dan tesis tersebut dapat terlihat kenapa bobot ilmiah semakin tinggi untuk mahasiswa S2 dan S3. Tidak lain karena tanggung jawab yang melekat pada para akademisi lebih tinggi seiring jenjang pendidikannya yang juga tinggi.
8. Jenjang Pembimbing dan Penguji
Pembimbing untuk mahasiswa yang sedang melakukan skripsi bisa diambil alih oleh dosen bergelar magister atau setingkat S2. Sementara mahasiswa yang sedang menyusun tesis akan mendapatkan pembimbingan secara langsung dari doktor.
Mahasiswa penyusun tesis juga berkemungkinan dapat pembimbingan dari magister berpengalaman. Lebih lanjut lagi pada tingkat disertasi akan dapat pembimbingan sekaligus pengujian dari profesor atau doktor berpengalaman.
Semakin tinggi predikat dosen yang membimbing sekaligus menguji karya ilmiah maka semakin sulit karya ilmiahnya. Berbagai perbedaan skripsi dan tesis tersebut merupakan sebuah gambaran bahwa gelar akademis tidak mudah didapatkan.
9. Standar Keaslian Karya
Standar keaslian karya yang dimaksud adalah seberapa besar porsi mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan. Untuk jenjang sarjana cukup mereplika penelitian yang sudah ada atau menggunakan sebuah teori dan menempelkannya pada sebuah kasus.
Lain halnya dengan mahasiswa calon magister yang dituntut lebih memiliki peran aktif terhadap penelitiannya. Bobot antara paparan atau deskripsi teori dengan pendapat pribadi harus diperhatikan dengan baik di bawah bimbingan dari dosen bersangkutan.
Jika ingin tahu pada jenjang doktor ada keharusan untuk menemukan teori baru dari permasalahan atau penelitian yang dilakukan. Beberapa perbedaan skripsi dan tesis sejauh ini dapat menjadi gambaran jelas terkait batas antara kedua karya ilmiah tersebut.
10. Pemaparan Tiap Karya
Berlandaskan pada bobot setiap karya ilmiah yang semakin tinggi jenjang pendidikannya semakin besar bobotnya maka pemaparan tiap karyanya berbeda. Skripsi lebih berupa sebuah karya yang cukup deskripsi saja atau tidak bersifat analitis sama sekali.
Tetapi, berbeda dengan jenjang magister yang memiliki keharusan untuk mendeskripsikan penelitian serta menganalisisnya. Jenjang S2 umumnya lebih singkat dari S1 karena mahasiswa S2 tentunya pernah menduduki posisi sebagai calon sarjana.
Lain hal dengan mahasiswa tingkat S3 yang memiliki tanggung jawab analisis serta pemikiran lebih kritis. Calon doktor harus mampu menyumbangkan teori baru dalam dunia akademis yang belum tentu bisa dilakukan semua orang.
Singkatnya seharusnya mahasiswa S2 lebih siap beradaptasi dengan berbagai tekanan dan kewajiban menyelesaikan karya ilmiah. Semua perbedaan skripsi dan tesis memperlihatkan secara jelas posisi keduanya yang sama-sama harus dipertanggungjawabkan mahasiswa.
Persyaratan Pengajuan dan Proses Bimbingan
Secara administratif, persyaratan untuk mengajukan skripsi dan tesis juga berbeda. Mahasiswa S1 biasanya harus memenuhi sejumlah SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu, mengikuti mata kuliah metodologi penelitian, dan memiliki topik yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing.
Sedangkan untuk tesis, mahasiswa S2 tidak hanya harus memenuhi persyaratan SKS yang lebih tinggi, tetapi juga sering kali harus memiliki publikasi atau seminar terkait topik penelitiannya. Bimbingan untuk tesis juga biasanya lebih intens, karena penelitian yang dilakukan lebih mendalam dan membutuhkan perhatian lebih dari dosen pembimbing.
Manfaat Bagi Karir Akademik dan Profesional
Kedua karya ilmiah ini memiliki nilai yang sangat penting bagi perkembangan karir akademik dan profesional Anda. Skripsi membantu Anda membuktikan kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan masalah secara sistematis. Sementara tesis, dengan lingkup yang lebih luas dan penelitian yang lebih mendalam, menunjukkan keahlian Anda dalam melakukan penelitian yang memiliki kontribusi nyata bagi bidang ilmu yang Anda tekuni.
Untuk mahasiswa yang berencana melanjutkan ke jenjang akademik lebih tinggi, tesis juga berperan penting sebagai langkah awal menuju pengembangan karya ilmiah lebih lanjut, seperti disertasi untuk program doktoral (S3).
Bagaimana EAZY – Education Smart System Membantu Anda?
Dalam proses penyusunan skripsi maupun tesis, tentunya Anda membutuhkan dukungan dari sistem pendidikan yang memadai. Kami dari EAZY – Education Smart System hadir untuk memudahkan pengelolaan data akademik dan membantu Anda dalam menyelesaikan berbagai keperluan administrasi dengan lebih mudah. EAZY memberikan akses yang cepat dan terintegrasi untuk pengajuan bimbingan, pengelolaan data penelitian, hingga penyusunan jadwal sidang. Dengan EAZY, kampus Anda dapat memastikan proses penyusunan skripsi dan tesis berjalan lancar tanpa hambatan administratif.
Sistem informasi akademik ini sangat cocok untuk universitas dan institusi pendidikan tinggi lainnya yang ingin mengelola kegiatan akademik dengan lebih efisien, sehingga mahasiswa bisa fokus pada penelitian dan pengembangan diri.
Jadi, baik Anda sedang menyusun skripsi atau tesis, pastikan Anda mendapatkan dukungan sistem pendidikan yang andal. EAZY adalah solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas layanan akademik di kampus Anda.